Nama Lokal :
Sirih popar (Ambon) tagololo, bei, loloyan (Minahasa); ki ciyat (Sunda); awar-awar (Jawa); bar, abar (Madura); awar-awar (Belitung); tobotobo (Makasar); dausalo (Bugis); bobulutu (Halmahera Utara); tagalolo (Ternate).
Nama simplisia Fici septicae folium; daun awar-awar.Uraian :
Pohon atau semak tinggi, tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok-bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah kuning. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan. Helaian berbentuk bulat telur dan elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang dan daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah ketinggian 1200 meter dpl, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.Khasiat untuk kesehatan :
Daun : digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas. Akar : digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; disamping itu daun dapat menyebabkan muntah. Getah : dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing. Buah : untuk pencahar.Komposisi :
Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin(hauptalkaloid), tiloforin, septisin, dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.
No comments:
Post a Comment